Semangat Islam-Dalam rangka meningkatkan Kompetensi lulusan , Jurusan Jurnalistik Islam IAIN Batusangkar mengadakan Workshop Eavaluasi Kurikulum. kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu- Kamis (9-11/7/2021) bertempat di Hotel Royal Denai Bukitinggi.
Dalam sambutanya, Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Batusangkar, Dr. Akhyar Hanif menyampaikan bahwa lahirnya Jurusan Jurnalistik Islam tidak terlepas dari Kajian Akademis dan respon terhadap perkembangan media dewasa ini yang begitu massif. Ada peluang besar yang sedang menanti para pekerja-pekerja kreatif media termasuk jurnalis untuk dapat berkiprah di sector media terutama dimedia online. Selanjutnya dekan berharap kepada narasumber dan peserta workshop memberikan masukan dan saran bagi pengembangan kurikulum prodi Jurnalisti Islam ini sehingga mampu menjawab kebutuhan dunia kerja.
Bertindak sebagai narasumber antara lain Hasril Chaniago, Wartawan senior sumatera Barat dan Suyanto , Ph.d , Dosen Ilmu Komunikasi UNRI
Pada sesi pertama suyanto,P.hd , dosen dan sekaligus sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu Universitas Riau menyampaikan materi tentang arah pengembangan kurikulum Jurnalistik Islam. Dalam pemaparannya, mantan wadek III FISIP UNRI ini menyampaikan dalam merancang kurikulum yang baik harus bertitik tolak dari profil lulusan yang diinginkan oleh program studi.
Lebih lanjut alumnus doctoral universitas kebangsaan Malasyia ini menyarankan agar kurikulum yang dikembangkan prodi jurnalistik Islam IAIN Batusangkar harus Ada kekhasan tersendiri yang membuat prodi ini berbeda dengan Prodi Jurnalistik lainnya. Misalnya memasukan konten lokalitas dan keislaman.
Pada sesi kedua penyampaian materi dilanjutkan bersama Hasril Chaniago, salah seorang Wartawan senior Sumatra barat yang syarat dengan pengalaman. Hasril menyampaikan materi tentang Profesi Jurnalis: Peluang dan Tantangan. Dalam pemaparanya beliau menyampaikan untuk menjadi seorang jurnalis harus memenuhi syarat “ 3 M” ( Menulis, menulis dan menulis), artinya untuk menjadi jurnalis yang profesional harus terus berlatih untuk menulis. Sehingga menulis akan menjadi sebuah habitus (Kebiasaan).
Lebih lanjut Hasril mengatakan bahwa Peluang dan tantangan jurnalis kedepan berbanding lurus. Perkembangan media massa hari ini tidak di lagi dihitung perhari tapi perdetik, apalagi dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi Namun tantangan yang akan muncul adalah daya saing industry media menuntut para jurnalis dan creator media untuk dapat bersaing secara kompetitif.
Maka dalam konteks ini seorang jurnalis dan creator media yang dipersiapkan oleh prodi jurnalistik Islam harus memiliki kemampuan yang terspesialisasi dan tersertifikasi. Lebih lanjut Hasril chaniago menyarankan prodi jurnalistik islam harus membangun kerjasama dengan berbagai media, baik media mainstream maupun media online dan memberikan pengalaman praktis kepada lulusan nantinya
Dalam sesi diskusi, Muhammad Fadli, M.Sn, Dosen Fotografi Institut seni Indonesia Padang Panjang menyampaikan masukannya berkaitan dengan kurikulum yang harus dikembangkan oleh prodi Jurnalistik Islam dalam rangka menghadapi tantangan dan peluang jurnalis dimasa depan yakni lebih mengedepankan kontens yang berbaur entrepreneur dalam bidang jurnalisme. Disamping itu tetap mengembangkan kontens jurnalisme klasik seperti jurnalisme sasrawi. (NBM)