Syeikh Ismail Al-Khalidi Al-Minangkabawi lahir pada tahun 1712 di Teluk Belanga, Simabur, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat – meninggal pada tahun 1844 di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada umur 132 tahun) yaitu seorang ulama penyebar Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah pada ratus tahun ke-19. Ia dianggap sebagai tokoh ajaran Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah di Minangkabau khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Selain itu, ia juga dikenal sebagai ulama yang mendalami ilmu fikih, kalam (teologi), dan tasawuf.( H.M. Bibit Suprapto , 2009: 436-439.)
Syeikh Ismail berasal dari lingkungan keluarga yang sangat taat beragama. Beliau memperoleh pendidikan agama sejak dari kecil dari beberapa surau yang ada di kampungnya, dalam perkembanganya selanjutnya kecintaanya terhadap ilmu agama terus berkembangan dan kemudian beliau mulai mempelajari dasar-dasar ilmu keislaman melalui kitab-kitab berBahasa Melayu dan kitab kuning berbahasa Arab. Melalui kita-kitab tersebulah beliau mempelajari ilmu fikih, tauhid, tafsir, hadits, dan ilmu tata Bahasa arab ( nahwu, sharaf, dan balaghah). H.M. Bibit Suprapto , 2009: 436-439.
Dalam perkembangan Selanjutnya, Syeikh Islamil pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji sekaligus untuk memperdalam ilmu-ilmu keislaman yang sudah beliau peroleh. Di Mekah, Syeikh Ismail berguru kepada beberapa ulama besar yang memiliki keahlian pada bidang keilmuan islam seperti dari Syeikh Muhammad Ibnu ‘Ali Assyanwani beliau mempelajari ilmu kalam.
Sementara dari Syeikh al-Azhar dan Syeikh Abdullah asy-Syarqawi beliau mempelajari dan mendalami ilmu fikih dari mazhab syafi’i. dan untuk mempelajari dan memperdalam ilmu tasauf beliau belajar dari Syeikh ‘Abdullah Afandi dan Syeikh Khalid al-Utsmani al-Kurdi (Syeikh Dhiyauddin Khalid) dua orang guru beliau inia adalah sufi yang terkemuka pada saat itu yang juga merupakan mursyid (guru pembimbing rohani) tarekat Naqsyabandiyah. Tidak hanya sampai disana, girah beliau untuk memelajari ilmu keislaman juga sampai kemadinah, hal ini terbukti beliau sempat tinggal dimadinah selama 5 tahun. H.M. Bibit Suprapto , 2009: 436-439.
Setelah menuntut ilmu di Mekah selama 30 tahun, syeikh Ismal pulang dan memulai penyebaran ajaran tarekat Naqsyabandiah di kampung halamannya, Simabur, Tanah Datar, sumatera barat. Ia mengajarkan ilmu tauhid berdasarkan faham As’ariyah atau Ahlussunah wal Jama’ah dan mengajarkan ilmu fikih berdasarkan mahzab Syafi’i. Sedangkan dalam mengajar ilmu tasaawuf, Syeikh Ismail mengikuti tasawuf Sunni dari Syeikh Juneid Imam Sisa dari pembakaran Hamid al-Ghazali.Ketika Syeikh Ismail menyebarkan tarekatnya, di Minangkabau sendiri telah mengembang Tarekat Shatariyah yang dikembangkan oleh Syeikh Burhanuddin Ulakan sebelumnya.
Syeikh Burhanuddin telah mengembangkan tarekatnya tersebut pertama kali di Nusantara pada abad ke-17 M.Namun tarekat tersebut tidak menghalangi usaha Syeikh Ismail dalam mengembangkan Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah. Kedua tarekat ini dapat berkembang pada masyarakat Minangkabau. Hal ini terbukti tidak hanya diminang kabau Ajaran Tarekat Syeikh Ismail juga menyebar dan berkembang ke luar Minangkabau, seperti Riau, Kerajaan Langkat serta Deli, dan berlanjut sampai ke Kesultanan Johor. ( www.republika.co.id, 12 April 2012. Diakses tanggal 3 Mei 2021)
Selain mengajar dan mengembangkan tarekat, Syeikh Ismail juga menulis beberapa kitab dan risalah diantara karya Syeikh Ismail yaitu: Kitab Ar-Rahmatul Habithah fi Zikri Ismiz Zati wa ar-Rabithah, membahas tentang masalah-masalah tasawuf seperti rabithah (hubungan) dan washilah (perantara) dalam beribadah kepada Allah, Risalah Muqaranah Sembahyang, membahas tentang niat sembahyang (shalat).
Kitab Kifayatul Ghulam fi Bayani Arkanil Islam wa Syurutihi, membahas tentang masalah-masalah rubu’ ibadat (dalam tafsiran sempit: rukun Islam) dalam fikih, Kitab Al-Muqaddimatul Kubra allati Tafarra’at minhan Nuskhatus Shughra, Kitab Muqaddimatul Mubtadin, dan Kitab Mawabib Rabbil Falaq Syarh Bintil Milaq, membahas tentang persoalan tasawuf. (www.academia.edu: Sejarah Kemasukan Tarekat di, Malaysia diakses: 3 Mei 2021)