Semangatislam-Banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mewujudkan kemandirian pangan di tengah semakin minimnya lahan pertanian. Salah satunya dengan menanam sayuran dan buah dengan metode hidroponik atau aquaponik, bisa juga mengkombinasikan keduanya.
Seperti yang dilakukan oleh Brian Permana, seorang Sarjana Pertanian setelah meninggalkan karir di sebuah perusahaan perkebunan, memilih untuk mandiri dan memandirikan orang lain dengan berbudidaya hidroponik dan aquaponik.
Sistem tanaman hidroponik dan aquaponik adalah salah satu cara bertanam menggunakan media air yang kaya nutrisi, sehingga tidak membutuhkan tanah ataupun area yang luas untuk membuat perkebunan. Bertanam menggunakan metode hidroponik dan aquaponik akan menghasilkan tanaman berkualitas baik dan bebas bahan kimia.
Media tanam hidronik dan aquaponik sederhana di rumah bisa menfaatkan kotak styrofoam bekas wadah anggur, botol air mineral, wadah es krim, dan lainnya. Prinsip utamanya yakni wadah bisa menyimpan air.
Menggunakan barang bekas dapat menekan biaya produksi dan dapat mengurangi sampah yang sulit untuk diurai. Dengan demikian, berkontribusi pada pelestarian lingkungan selain proses budidayanya juga ramah lingkungan dan menyehatkan. Juga dengan demikian karena lebih ekonomis, maka kemungkinan pembudidaya bisa menabung juga besar.
Membuat hidroponik dan aquaponik di rumah bisa untuk menopang sumber pangan keluarga. Metode urban farming ini bisa dilakukan di rumah dengan biaya murah. Meskipun hanya memanfaatkan halaman rumah, sistem hidroponik ini mampu memenuhi kebutuhan pangan rumah maupun untuk skala bisnis.
Apalagi di masa sekarang, selain karena pandemi Covid 19, sebelumnya masyarakat juga sudah banyak yang mengadopsi gaya hidup sehat, seperti makan sayuran sehat bebas peptisida.
Petani muda Brian, sudah berhasil membuktikannya, berpengalaman hampir 5 tahun bertani dan mendirikan Hidroponik 55, saat ini beliau siap berbagi pengalaman untuk melatih ibu-ibu yang ingin belajar metode hidroponik dan aquaponik di rumah.
Hidroponik 55 awalnya merupakan usaha pertanian yang menjual sayuran hidroponik dan aquaponik. Setelah mendapat kesempatan didampingi oleh tim Pengabdian kepada Masyarakat dari Universitas Andalas dan bekerja sama dengan Koperasi Mandiri Dan Merdeka (KMDM), Hidroponik 55 mulai berinovasi untuk menghasilkan beberapa produk olahan dan meluaskan pemasaran.
Pendampingan yang dilakukan mulai dari mendampingi pengurusan ijin usaha baik skala daerah hingga nasional, dan pengurusan ijin P-IRT produk olahan. Selanjut nya, bimbingan terkait dengan pemasaran, menajemen produksi, pengemasan, dan memperbaiki lahan pertanian agar produktivitas meningkat.Pendampingan juga dilakukan dalam pengembangan usaha penyediaan jasa pelatihan dan edukasi dilahan pertanian Hidroponik 55.
Selanjutnya, program Ekoeduwista mulai dirancang dan diluncurkan secara resmi pada Senin, 6 Desember 2021 di lahan Hidroponik 55 yang berada di belakang Pasar Rabu Tani (PRT) Jl. Sungai Balang No 29, Kelurahan Cupak, Kecamatan Pauh, Kota Padang.
Kegiatan ini dihadiri oleh Ibu Camat sebagai Ketua Dharma Wanita dan tim PKK Kecamatan Pauh, Ibu-Ibu Dharma Wanita Universitas Andalas, dan Ibu-Ibu Dharma Wanita dari berbagai Fakultas di Unand, diantaranya dari Fakultas Keperawatan, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik; juga dihadiri oleh Ketua Science Techno Park (STP) Unand.
Hidroponik 55 kini hadir tidak hanya menjual sayuran sehat, namun juga menjual makanan olahan sayuran, menyediakan pelatihan terkait budidaya tanaman dengan media hidroponik dan aquaponik, merakit instalasi pipa hidroponik dan aquaponik, dan menyediakan bibit hidroponik dan aquaponik dengan harga terjangkau.
Sebagai petani muda yang sudah berpengalaman menjadi narasumber terkait hidroponik dan aquaponik, Brian siap untuk diundang oleh keluarga, kelompok usaha, komunitas ataupun masyarakat untuk memberi pelatihan. Selama ini, Brian juga sudah sering diundang menjadi narasumber pelatihan oleh instansi pemerintahan maupun pihak swasta serta kelompok masyarakat yang membutuhkannya sebagai fasilitator pelatihan.
Hal ini sesuai dengan penguatan ketahanan pangan dan mengembangkan produksi bahan pangan mandiri di masyarakat. Diharapkan masyarakat semakin menyadari bahwa pola hidup sehat dengan mengkonsumsi beraneka ragam sayuran tidak harus mahal, dan bertani bisa dilakukan dimana saja. Apalagi Brian juga sudah berhasil bereksperimen dengan tanaman selain sayur, seperti buah-buahan, cabe, jagung, bahkan padi yang dikelola dengan hidroponik dan aquaponik. (Bud/SI)