Kolom  

Pesan Moderasi Agama Grand Syekh Al-Azhar: Rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar Tekankan Pentingnya Toleransi dan Kerukunan.

Pentingnya moderasi agama dalam menjaga kerukunan.
Pentingnya moderasi agama dalam menjaga kerukunan.

SEMANGATISLAM – Dalam era globalisasi yang semakin maju, moderasi agama menjadi topik yang krusial dan relevan. Moderasi agama merujuk pada pendekatan yang mengedepankan sikap toleransi, keseimbangan, dan penghormatan terhadap perbedaan dalam praktik beragama. Ini menjadi semakin penting di tengah dinamika sosial yang kompleks dan meningkatnya interaksi antarbudaya serta antaragama.

Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar, Prof. Dr. Marjoni Imamora, M.Sc., menekankan pentingnya moderasi agama dalam menjaga kerukunan dan persatuan bangsa. Dalam wawancara eksklusif dengan Humas sabtu 13 Juli 2024, beliau menyatakan, “Moderasi agama adalah kunci untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai. Di Indonesia, sebagai negara dengan keragaman agama yang luar biasa, moderasi menjadi sangat penting untuk mencegah konflik dan menjaga persatuan.”

Prof. Marjoni juga merespon positif pesan moderasi agama yang disampaikan Grand Syekh Al Azhar, Ahmed Al Tayeb, selama lawatannya di Indonesia. Grand Syekh Al Azhar menyampaikan pesan penting tentang toleransi dan moderasi dalam kunjungannya yang berlangsung selama empat hari. Menag RI Yaqut Cholil Qoumas, yang melepas kepulangan Grand Syekh ke Mesir di Bandara Soekarno Hatta Banten pada Jumat (12/7/2024) dini hari, menegaskan bahwa pesan tersebut membawa kebaikan bagi seluruh warga bangsa, khususnya Indonesia.

“Ini membawa pesan baik bagi seluruh warga bangsa, khususnya bangsa Indonesia. Bahwa jalan tengah ini dapat menjadi pilihan bagi kita untuk membangun hubungan antarumat manusia,” kata Menag.

Grand Syekh Ahmed Al Tayeb mengaku senang dan puas bisa berkunjung ke Indonesia karena mendapat sambutan hangat dari masyarakat Indonesia, tidak hanya dari muslim tapi juga umat dari berbagai agama. Selama di Jakarta, Grand Syekh juga bertemu dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Wakil Presiden Ma’ruf Amin, Menteri Pertahanan yang juga Presiden Indonesia Terpilih Prabowo Subianto, serta tokoh agama dan banyak ulama serta cendekiawan di Indonesia.

Prof. Marjoni menggarisbawahi dan mengajak pentingnya peran lembaga pendidikan tinggi dalam hal ini. “Di UIN Mahmud Yunus Batusangkar, kami berkomitmen untuk mengintegrasikan nilai-nilai moderasi agama dalam setiap aspek pendidikan,” ujarnya.

Di era digital, teknologi juga berperan penting dalam moderasi agama. Media sosial dan platform online dapat digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan damai dan toleransi. Namun, tantangan yang muncul adalah penyebaran informasi yang tidak akurat atau hoaks yang dapat memicu ketegangan antaragama. Oleh karena itu, literasi digital menjadi kunci dalam memanfaatkan teknologi untuk tujuan moderasi agama.

Moderasi agama bukan hanya tentang menjaga keseimbangan dalam beragama, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang harmonis dan damai. Dalam perspektif kekinian, pendekatan ini menjadi semakin relevan dalam menghadapi tantangan global seperti ekstremisme dan intoleransi. Melalui pendidikan, dialog, dan pemanfaatan teknologi yang bijak, moderasi agama dapat menjadi landasan kuat untuk mencapai kerukunan dan perdamaian dunia.

Prof. Marjoni mengakhiri wawancara dengan pesan, “Mari kita semua, tanpa terkecuali, menjadikan moderasi agama sebagai pegangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Hanya dengan begitu, kita dapat mewujudkan Indonesia yang damai dan sejahtera.” Ujar Rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar dengan tagline ”Kampus Sains Islam, Refleksi Surau.