Semangat Islam – Masyarakat Minangkabau dikenal dengan falsafah adat basandi syara’, syara’ basandi kitabullah, falasafah tersebut menjadi pegangan yang terus dipakai dimanapun masyarakat Minangkabau berada.
Modal kearifan lokal dan jati diri budaya yang melekat pada Masyarakat minangkabau menjadikan masyarakat Minangkabau sebagai suku bangsa yang dikenal diberbagai suku bangsa lainnya.
Masyarakat Minangkabau terkenal dengan saudagar minang dan banyak yang berhasil dalam merantau, maka ada beberapa pola atau model pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau, dalam menstabilkan ekonomi dirinya dan keluarganya diantaranya :
1. Kerjasama
Dalam masyarakat Minangkabau ada sebuah pepatah petitih yaitu adat nan maniru manuladan, sahino samalu, saraso sapareso, raso di baok naiak, pareso dibaok turun. Inti dari pepatah tersebut menyatakan bahwasanya masyarakat Minangkabau terus melakukan segala sesuatu secara bersama-sama atau gotong royong.
Budaya gotong royong ini bagi masyarakat Minangkabau masih terjaga pada saat ini, misalnya ada anggota keluarga yang membutuhkan biaya yang cukup besar, maka semua anggota keluarga akan membantu meringankan beban tersebut.
2. Merantau
“Karantau madang di hulu, babuah babungo balun, marantau bujang dahulu, dikampuang baguno balun”. Pepatah tersebut mengharuskan masyarakat Minangkabau untuk merantau.
Tujuannya untuk merubah ekonomi keluarga dan mambangkik batang tarandam, seseorang yang pergi merantau dan berhasil tidak beberapa lama kemudian mereka akan membawa juga sanak saudaranya untuk pergi merantau.
3. Berdagang
Sebuah kultur yang nyentrik dari masyarakat Minangkabau adalah dimanapun daerah ada masyarakat Minangkabau yang berdagang disana, dalam berdagang masyarakat Minangkabau mempunyai kekhasan tersendiri yaitu berdagang penuh dengan aksi yang nyentrik, bersorak sorai dengan logat khas minangnya dan inilah yang membedakan cara berdagang masyarakat Minangkabau dengan masyarakat suku bangsa daerah lain.