Semangat Islam – Sebagai sub sistem dari kehidupan sosial atau sebagai suatu sistem yang berdiri sendiri, keluarga memiliki fungsi dan peranan penting dalam kehidupan sosial. Ada lima peranan dan fungsi pokok keluarga menurut WHO (Aziz Saleh, 1991 dan Armei Arief, 1992) yaitu; (1) Fungsi sosialisasi dan edukasi; (2) Fungsi psikologis; (3) Fungsi ekonomis; (4) Fungsi dalam memenuhi kebutuhan biologis dan perlindungan pisik; dan (5) Fungsi prorekreasi.
- Fungsi Sosialisasi dan Edukasi
Dalam menjalankan fungsi sosialisasi dan edukasi, keluarga bertugas untuk memasyarakatkan serta menanamkan berbagai nilai, norma, pengetahuan, dan keterampilan kepada segenap anggota-anggotanya.
Dalam kaitan ini tugas orang tua adalah mewariskan berbagai norma, pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki kepada anak-anaknya dengan tujuan agar anak-anaknya dapat hidup secara produktif serta mampu menyesuaikan diri secara baik dengan masyarakat sekitarnya.
Fungsi sosialisasi dan edukasi ini akan dapat berjalan secara baik melalui komunikasi dan interaksi timbal balik di antara komponen-komponen yang terdapat di dalam keluarga tersebut. Bahkan tidak aneh dalam masa sekarang anak-anak dapat melakukan fungsi sosialisasi dan edukasi ini kepada orang tuanya.
Berkaitan dengan fungsi keluarga yang pertama ini Aziz Saleh (1991) mengingatkan bahwa nilai-nilai atau norma yang akan diwariskan kepada anak-anak tersebutnya sifatnya ada yang universal (berlaku untuk semua orang, tempat dan zaman) dan ada yang bersifat relatif yang maknanya dapat bervariasi dari keluarga satu ke kekeluarga lain, dari waktu kewaktu dan dari generasi kegenarasi.
Artinya apa yang baik pada suatu keluarga belum tentu baik pula untuk keluarga lain, apa yang bernilai pada saat sekarang belum tentu akan sama halnya dengan masa mendatang.
- Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis dari keluarga menyiratkan bahwa dalam suatu kehidupan keluarga akan dapat terpenuhi berbagai kebutuhan psikologis anggota-anggotanya. Berbagai kebutuhan psikologis yang perlu dipenuhi oleh setiap individu menurut Maslow (dalam Mohd Surya, 1997) yaitu: (1) kebutuhan akan rasa aman; (2) kebutuhan untuk memiliki dan kasih sayang; (3) kebutuhan akan harga diri, keberhasilan dalam dalam mencapai sesuatu, dan kebutuhan untuk dianggap penting; (4) kebutuhan akan informasi; dan (5) kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.
Suatu keluarga yang lengkap dan harmonis tampaknya dapat memberikan rasa aman kepada setiap anggotanya, sehingga anak-anak akan merasa terlindungi dari berbagai ancaman dari luar, dapat menjadi arena tempat saling memiliki dan dimiliki, dapat menghargai satu sama lain, dapat menjadi sumber informasi bagi sesama anggota dan dapat dijadikan wadah untuk mewujudkan diri seoptimal mungkin.
Beberapa penelitian yang mengungkapkan hubungan antara keharmonisan keluarga dengan berbagai perilaku anak di masyarakat. Rumah tangga yang retak cenderung menghasilkan anak-anak yang nakal dan begitu pula sebaliknya (Zakiah Darajat).
- Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi keluarga menyiratkan bahwa keluarga adalah tempat untuk pemenuhan berbagai kebutuhan ekonomi anggota keluarga, seperti sumber nafkah dan belanja bagi anak-anak. Adanya keluarga jelas menantang orang tua untuk mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
Begitu pula keluarga dapat berfungsi sebagai tempat untuk mengatur distribusi pengeluaran dan pemasukan dari hal-hal yang bersifat ekonomis tersebut di atas seperti bagaimana membelanjakan uang, kebutuhan apa yang perlu dipenuhi dengan segera, dan bagaimana mengatur agar tetap ada dana simpanan untuk jangka panjang.
- Fungsi Biologis dan Perlindungan Fisik
Fungsi biologis dan perlindungan fisik dari sebuah keluarga memberikan berbagai implikasi, yaitu; (1) Keluarga dapat dipandang sebagai alat reproduksi dan persalinan; (2) Keluarga sebagai pemenuhan gizi dan pengasuhan anak; dan (3) Keluarga sebagai tempat tinggal yang menjamin perlindungan fisik bagi seluruh anggotanya.
Sebagai alat reproduksi dan persalinan keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan seksual suami-isteri yang selanjutnya buah dari hubungan seksual itu adalah lahirnya anak dalam keluarga tersebut.
Tanpa adanya keluarga, pemuasan hubungan seksual bersama orang lain adalah suatu perbuatan yang melanggar norma agama, hukum dan adat-istiadat, tetapi dengan diikatnya sepasang laki-laki dan wanita dalam suatu ikatan perkawinan, maka mereka telah halal memuaskan kebutuhan seksualnya.
Akibat dari hubungan seksual adalah lahirnya anak-anak. Konsekuensi logis dari adanya anak ini adalah bahwa keluarga harus dapat menjamin agar pertumbuhan dan perkembangan anaknya berjalan secara sehat.
Untuk itu diperlukan usaha yang dapat memenuhi kebutuhan gizi dan pengasuhan yang baik untuk anak-anak mereka. Akhirnya suatu keluarga yang sehat perlu tempat tinggal yang dapat melindungi mereka dari panas terik matahari dan hujan sehingga mereka dapat hidup di dalamnya secara wajar.
- Fungsi Prorekreasi
Fungsi prorekreasi ini memberikan makna bahwa keluarga dapat berfungsi sebagai sarana rekreasi yang menciptakan rasa humor, permainan atau hal-hal yang menyenangkan lainnya bagi semua anggota keluarga.
Orang tua dapat bercengkrama dengan anak-anaknya sehingga dapat menghilangkan keletihan sehabis kerja, anak-anak dapat bermain dengan saudara-saudaranya, atau mereka semua dapat menikmati hiburan yang terdapat dalam keluarga tersebut secara santai. Tentu saja suasana santai di rumah itu harus diciptakan sendiri oleh para anggota keluarga secara kreatif.
Salah satu catatan yang dapat dikemukakan berkenaan dengan berbagai fungsi keluarga di atas adalah bahwa kehilangan sebagian besar dari berbagai fungsi di atas dapat menimbulkan persoalan dalam keluarga sehingga dapat menimbulkan berbagai benturan dan malah ada yang berakhir pada perpecahan keluarga.
Keluarga yang tidak dapat menjalankan fungsi sosialisasi-edukasi akan berakibat kepada terputusnya mata rantai nilai-nilai yang ada dalam keluarga sehingga dapat menyebabkan anak anak nakal, tidak memiliki pegangan nilai, dan sebagainya.
Keluarga yang tidak dapat menjalankan fungsi psikologis akan menumbuhkan kesalahpahaman antar anggota keluarga sehingga mereka merasa tidak dicintai, diasingkan atau tidak dihargai yang akibat lanjutannya adalah terjadinya pertengkaran. Begitu pula keluarga yang tidak dapat menjalankan fungsi ekonomi, kebutuhan biologis, atau fungsi prorekreasinya juga akan dapat menyebabkan keluarga tersebut tidak stabil dan berakibat kepada ketidak utuhan keluarga tersebut.
*Ditulis Oleh Marhen, S.Sos.I., M.Pd.I
Dosen IAIN Batusangkar